The Development of Exegesis in Indonesia

This paper examines the Adaby Ijtima'i style in Daud Ismail's interpretation of al-Munir. explains instructions for verses Qur'an related to conditions society and efforts overcome problems by presenting language that is simple comprehend implement their daily lives. The most important aspect Qur'anic texts are connected realities people's lives, social traditions, civilizational systems so they can be applied problem-solving. Using a descriptive-analytic method manage data, qualitative research, which library was employed this study. In his commentary, Ismail allegedly Qur'an. These signals found, among other places, writing commentary using Bugis script lontara with intention facilitating public comprehension Qur'an, as well various interpretations, one found QS. Al-Maidah responds bad practices society, such abbotoreng (gambling) drinking tuak pai'e (bitter wine), then discusses prohibition Abberhalae (idol worship), batue (stones), pong ajue, etc (trees). bring offerings sokko, inanre madupang-dupang Iyarega na itello (glutinous rice, assorted eggs)
 
 Tulisan ini mengkaji corak dalam tafsir terhadap Corak menjelaskan petunjuk ayat-ayat Al-Qur'an terkait dengan kondisi masyarakat dan upaya mengatasi permasalahan menyajikan tersebut bahasa yang mudah dipahami dilaksanakan kehidupan sehari-hari. Aspek terpenting dari penafsiran adalah bahwa teks-teks terhubung realitas masyarakat, tradisi sosial, sistem peradaban sehingga dapat diterapkan pada pemecahan masalah. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitik untuk mengelola penelitian kualitatif merupakan kepustakaan digunakan ini. Dalam tafsirnya, diduga menerapkan Al-Qur'an. Sinyal-sinyal antara lain ditemukan penulisan tafsirnya aksara maksud memudahkan pemahaman Al-Qur'an, serta berbagai penafsiran, salah satunya menanggapi praktik buruk Bugis, seperti ab botoreng (judi) minum (anggur pahit), kemudian membahas larangan (penyembahan berhala), (batu), dll (pohon). membawa sesaji (beras ketan, aneka beras, telur)